Thursday, August 23, 2007

Bangsa ini tidak tahu terima kasih!

Teman, bangsa ini tidak tahu terima kasih. Tadi malam ada berita di METRO TV tentang seorang pejuang kemerdekaan, mantan ajudan Jendral Sudirman tepatnya. Beliau pada saat perang kemerdekaan dulu adalah bawahan kepercayaan Jendral Sudirman, seorang pejuang besar yang memungkinkan Indonesia menyicipi hari-hari bebas penjajahan seperti sekarang. Beliau selalu membawa senjata demi keselamatan diri dan rakyat dari tangan penjajah. Disebutkan dalam berita bahwa beliau berperan dalam hampir seluruh peristiwa bersejarah semasa perjuangan dulu. Berjuang tanpa pamrih atas nama kemerdekaan bagsa yang tidak tahu terima kasih ini.
Tebak apa yang beliau kerjakan demi penghidupan beliau dan keluarga saat ini? Menjadi penyapu jalanan dan pasar. Yap. Dengan penghasilan 15.000/bulan/kios dari pasar, kehidupan seperti apa yang kira-kira beliau dapatkan? Kemana terima kasih yang seharusnya beliau terima dari 2 juta penduduk yang beliau bantu merdekakan?
Hebat. Betapa besar jasamu, pak. Semoga Allah swt. yang membalas nanti, amin.

Wednesday, August 15, 2007

6 Keanehan aLia

Aduh, kena tag. Yasudah, I’ll be gentle. Nih keanehan saya, sodara-sodara...

The rule is:
Each player of this game starts with 6 weird things about themselves. People who get tagged need to write a post of their own 6 weird things as well as state the rule clearly. In the end, you need to choose 6 people to be tagged and list their names. Don’t forget to leave a comment that says you are tagged in their comments and tell them to read your blog.

6 keanehan Alia :
1. Nggak suka keju.
Maaf ya, tapi cuma ada 2 keju yang boleh dibilang bisa saya makan, bahkan saya nikmati : pizza & kastengeles. Yang lain? Bisa ditanya sama siapa saja yang pernah pergi makan sama saya. Kalau ada keju parut diatas makanan saya sudah pasti pindah piring atau jadi rebutan orang semeja. Ini akibat kombinasi 2 hal : siaran discovery channel (yang pernah menayangkan proses pembuatan keju dan memperlihatkan bahwa keju itu adalah lemak, sebenar-benarnya LEMAK) dan rasanya yang (perasaan) aneh. Ada yang bilang kalau kedua keju itu adalah parmesan, jadi saya cuma suka parmesan.

2. Nggak bisa naek sepeda.
Hahaha, rekor saya sukses naik sepeda adalah 3 genjotan mandiri (nggak dipegangin). Gimana lagi dong, keburu malu untuk belajar. Suka iri, sih, sama orang-orang yang bisa meluncur keliling kampus naik sepeda, tapi jarang ada yang bersedia ngebonceng, hiks.. (sekalinya ada, dia kapok waktu kita lewat tanjakan himafi.maaf ya, De..)

3. Sangat suka es batu.
Ini habbit yang sangat dilaknat sama mama. Tapi mau gimana lagi, keburu nggak bisa hidup tanpa es batu. Kadang saya kebangun tengah malam dan ngerasa haus. Bukannya nyari gelas buat minum, saya langsung buka freezer dan ngambil sebongkah es batu lalu langsung masuk mulut. Kalau makan ditempat yang kira-kira menyediakan es batu bersih, kadang saya nggak pesan minum. Cukup es batu segelas. Orang-orang yang sudah sering makan sama saya kadang pengertian, es batu dari minuman mereka langsung pindah ke gelas saya. Sejauh ini belum ada keluhan apa-apa dari mulut dan isinya. Mudah-mudahan seterusnya juga begitu, biar habbit yang satu ini tetap jaya. (loh?)

4. Jerawat geografis.
Jadi, seorang alia tuh kalau di Bandung pasti langsung jerawatan. Nggak peduli musim, nggak peduli cuaca, nggak peduli kondisi perduitan. Pasti jerawatan. Kemarin di Jakarta selama KP yang kurang lebih 2 bulan saya perhatiin jerawat sangat jauh berkurang. Nyebelin ya? Sebenarnya yang paling memperhatikan, sih, orang rumah. Kata mereka tipa kali liburan selalu pulang bawa oleh-oleh jerawat. Nanti kalau ke Bandung lagi mukanya sudah bersihan.

5. Susah maafin orang, kecuali dia.
Sekali seseorang punya dosa sama saya, niscaya susah buat saya bisa ikhlas melakukan apapun lagi buat dia. Biasanya saya akan ngobrol sama orang yang saya anggap “wise” (dalam kasus ini, adalah seorang senior 2003 yang saya kagumi) tentang kesalahan itu, lalu biasanya orang tadi bisa bikin saya melihat masalah itu dari sudut pandang yang lain. Selain keluarga dekat dan orang rumah, pengecualian (kalau tidak bisa disebut sebagai hak istimewa) untuk selalu bisa dimaafkan dengan ikhlas oleh saya cuma dimiliki 1 orang. Dia yang justru selalu berlaku “salah” terhadap saya. Entah kenapa, untuknya stock maaf saya bagai unlimited. Ini agak bikin resah, sih.

6. Punggung-jenik, lengan-jenik.
Yang ini sudah pasti bisa dibilang keanehan karena sudah di-vonis begitu oleh teman dekat saya. Saya menilai kegantengan cowo dari punggung dan lengannya. Masalah muka ternyata yang kesekian. Kalau ada cowo yang saya bilang ganteng berarti dia punya punggung dan lengan yang masuk kategori OK buat saya. Suatu ketika saya dan teman dekat saya tadi mempermasalahkan seorang cowo yang kami kenal tentang apakah dia ganteng atau tidak. Karena gemes, kami melakukan surfey pada teman-teman yang lain. Mayoritas dari mereka menjawab bahwa cowo tadi ganteng, sama dengan teman saya. Kenapa saya keukeuh bilang nggak ganteng? Karena lengannya yang kurus dan punggungnya yang bungkuk.

Hiaa, sekian dan terima kasih. Pengen nge-tag orang sih tapi kayanya saya telat, deh. Soalnya orang-porang udah pada bikin post ini. Gini aja, siapapun yang baca posting ini dianggap kena tag kalau belum punya post ini di blog nya. Hahaha…