Sunday, October 14, 2007

suatu malam setelah ngobrol..

Mencoba mengerti.. satu dari sekian banyak arti dari apa-apa yang dialami.
Begitu banyak yang berlalu, kulalui karena ku melihat mu. Dan sekali lagi kau menjadi inspirasiku.
Dunia ini paralel.tidak berjalan bolak-balik. Apa yang sudah berlalu takkan kembali. Konsep ini akhirnya kumngerti, sekuat apapun keinginanku untuk menarik kembali kita kemasa dimana rasa mendominasi semuanya, ke masa dimana aku dan dia adalah hal yang indah, masa itu takkan kembali.
Tapi, hey. Bukan hanya masa itu yang tak kembali. Pertemuan pertama dengan seorang yang sekarang menduduki posisi one of my dearest friends juga sesuatu yang takkan kembali. Oh, betapa indahnya moment itu. Ketika matahari terik kampus gajah menyengat kami dan kata-kata pertama yang terucap tak menggambarkan apa yang akan terjadi dalam periode tahunan sesudahnya.
Dunia ini adil, teman. Adil dengan segala sisinya. Adil dengan segala tumpang tindihnya. Aku, dengan kisah kasihku. Kamu, dengan ceritamu yang baru bermula atau baru berakhir.
Betapa sempit pikiran orang-orang yang berpikiran bahwa dunia berhenti berputar karena seorang yang bahkan belum menjadi muhrimnya, meninggalkannya. Oh, betapa naifnya aku. Betapa sempit pikiranku. Betapa kecilnya aku. Dunia ini masih terhampar luas samapi ke kutub sana. Masih ada kaum kelaparan di bosnia yang menunggu sisa makan malamku. Masih ada para pejihad yang membutuhkan bantuan doa saudara seimannya. Masih ada ketidak adilan yang setidaknya harus ku perangi dengan selemah-lemahnya iman.
Malam ini, terbuka lagi satu pintu kecil di sela-sela batin yang selama ini beku. Batin yang selama ini merisaukan hal yang absurd. Batin yang kini malu atas apa yang dipendamnya sekian lama. Batin ini resah. Menyadari betapa besarnya waktu, tenaga dan pikiran yang tercurah untuk hal yang tidak nyata. Oh... Maafkan aku, hati..

Thursday, August 23, 2007

Bangsa ini tidak tahu terima kasih!

Teman, bangsa ini tidak tahu terima kasih. Tadi malam ada berita di METRO TV tentang seorang pejuang kemerdekaan, mantan ajudan Jendral Sudirman tepatnya. Beliau pada saat perang kemerdekaan dulu adalah bawahan kepercayaan Jendral Sudirman, seorang pejuang besar yang memungkinkan Indonesia menyicipi hari-hari bebas penjajahan seperti sekarang. Beliau selalu membawa senjata demi keselamatan diri dan rakyat dari tangan penjajah. Disebutkan dalam berita bahwa beliau berperan dalam hampir seluruh peristiwa bersejarah semasa perjuangan dulu. Berjuang tanpa pamrih atas nama kemerdekaan bagsa yang tidak tahu terima kasih ini.
Tebak apa yang beliau kerjakan demi penghidupan beliau dan keluarga saat ini? Menjadi penyapu jalanan dan pasar. Yap. Dengan penghasilan 15.000/bulan/kios dari pasar, kehidupan seperti apa yang kira-kira beliau dapatkan? Kemana terima kasih yang seharusnya beliau terima dari 2 juta penduduk yang beliau bantu merdekakan?
Hebat. Betapa besar jasamu, pak. Semoga Allah swt. yang membalas nanti, amin.

Wednesday, August 15, 2007

6 Keanehan aLia

Aduh, kena tag. Yasudah, I’ll be gentle. Nih keanehan saya, sodara-sodara...

The rule is:
Each player of this game starts with 6 weird things about themselves. People who get tagged need to write a post of their own 6 weird things as well as state the rule clearly. In the end, you need to choose 6 people to be tagged and list their names. Don’t forget to leave a comment that says you are tagged in their comments and tell them to read your blog.

6 keanehan Alia :
1. Nggak suka keju.
Maaf ya, tapi cuma ada 2 keju yang boleh dibilang bisa saya makan, bahkan saya nikmati : pizza & kastengeles. Yang lain? Bisa ditanya sama siapa saja yang pernah pergi makan sama saya. Kalau ada keju parut diatas makanan saya sudah pasti pindah piring atau jadi rebutan orang semeja. Ini akibat kombinasi 2 hal : siaran discovery channel (yang pernah menayangkan proses pembuatan keju dan memperlihatkan bahwa keju itu adalah lemak, sebenar-benarnya LEMAK) dan rasanya yang (perasaan) aneh. Ada yang bilang kalau kedua keju itu adalah parmesan, jadi saya cuma suka parmesan.

2. Nggak bisa naek sepeda.
Hahaha, rekor saya sukses naik sepeda adalah 3 genjotan mandiri (nggak dipegangin). Gimana lagi dong, keburu malu untuk belajar. Suka iri, sih, sama orang-orang yang bisa meluncur keliling kampus naik sepeda, tapi jarang ada yang bersedia ngebonceng, hiks.. (sekalinya ada, dia kapok waktu kita lewat tanjakan himafi.maaf ya, De..)

3. Sangat suka es batu.
Ini habbit yang sangat dilaknat sama mama. Tapi mau gimana lagi, keburu nggak bisa hidup tanpa es batu. Kadang saya kebangun tengah malam dan ngerasa haus. Bukannya nyari gelas buat minum, saya langsung buka freezer dan ngambil sebongkah es batu lalu langsung masuk mulut. Kalau makan ditempat yang kira-kira menyediakan es batu bersih, kadang saya nggak pesan minum. Cukup es batu segelas. Orang-orang yang sudah sering makan sama saya kadang pengertian, es batu dari minuman mereka langsung pindah ke gelas saya. Sejauh ini belum ada keluhan apa-apa dari mulut dan isinya. Mudah-mudahan seterusnya juga begitu, biar habbit yang satu ini tetap jaya. (loh?)

4. Jerawat geografis.
Jadi, seorang alia tuh kalau di Bandung pasti langsung jerawatan. Nggak peduli musim, nggak peduli cuaca, nggak peduli kondisi perduitan. Pasti jerawatan. Kemarin di Jakarta selama KP yang kurang lebih 2 bulan saya perhatiin jerawat sangat jauh berkurang. Nyebelin ya? Sebenarnya yang paling memperhatikan, sih, orang rumah. Kata mereka tipa kali liburan selalu pulang bawa oleh-oleh jerawat. Nanti kalau ke Bandung lagi mukanya sudah bersihan.

5. Susah maafin orang, kecuali dia.
Sekali seseorang punya dosa sama saya, niscaya susah buat saya bisa ikhlas melakukan apapun lagi buat dia. Biasanya saya akan ngobrol sama orang yang saya anggap “wise” (dalam kasus ini, adalah seorang senior 2003 yang saya kagumi) tentang kesalahan itu, lalu biasanya orang tadi bisa bikin saya melihat masalah itu dari sudut pandang yang lain. Selain keluarga dekat dan orang rumah, pengecualian (kalau tidak bisa disebut sebagai hak istimewa) untuk selalu bisa dimaafkan dengan ikhlas oleh saya cuma dimiliki 1 orang. Dia yang justru selalu berlaku “salah” terhadap saya. Entah kenapa, untuknya stock maaf saya bagai unlimited. Ini agak bikin resah, sih.

6. Punggung-jenik, lengan-jenik.
Yang ini sudah pasti bisa dibilang keanehan karena sudah di-vonis begitu oleh teman dekat saya. Saya menilai kegantengan cowo dari punggung dan lengannya. Masalah muka ternyata yang kesekian. Kalau ada cowo yang saya bilang ganteng berarti dia punya punggung dan lengan yang masuk kategori OK buat saya. Suatu ketika saya dan teman dekat saya tadi mempermasalahkan seorang cowo yang kami kenal tentang apakah dia ganteng atau tidak. Karena gemes, kami melakukan surfey pada teman-teman yang lain. Mayoritas dari mereka menjawab bahwa cowo tadi ganteng, sama dengan teman saya. Kenapa saya keukeuh bilang nggak ganteng? Karena lengannya yang kurus dan punggungnya yang bungkuk.

Hiaa, sekian dan terima kasih. Pengen nge-tag orang sih tapi kayanya saya telat, deh. Soalnya orang-porang udah pada bikin post ini. Gini aja, siapapun yang baca posting ini dianggap kena tag kalau belum punya post ini di blog nya. Hahaha…

Sunday, July 29, 2007

Sekedar realita Jakarta


Kemarin saya bersama teman-teman pergi kebandung untuk kembali kekampus gajah tercinta. Kami berlima membawa dua mobil, jadi di-split 2 dan 3 orang. Saya kebagian menemani teman berdua dimobilnya.
Jam 5.30 sore kami berangkat dari kantor dibilangan SCBD. Setelah berembuk jala mana yang baiknya dilewati, kami sepakat masuk tol lewat pintu tol dalam kota Pancoran. Berarti saya dan teman saya yang Cuma berdua butuh seorang joki untuk lewat 3 in 1. Tidak baik memang, tapi sekali-sekali bukan dosa juga untuk memberi uang pada orang kecil yang sekedar berjuang untuk makan lewat cara yang kurang intelek. Setelah keluar wilayah SCBD berhentilah kami untuk menaikkan seorang joki kemobil silver itu.
Joki yang masuk adalah seorang perempuan muda dengan perawakan kecil. Rambutnya cokelat, terbakar matahari. Baru masuk mobil dia berceloteh tentang petugas keamanan yang tadi sedang berusaha mengusirnya. Teman saya yang membawa mobil, katakanlah si T (teman), yang memang orangnya talkative dan senang ngobrol dengan siapapun, melayani celotehan si joki. Jadilah dia senang dan seperti membuka diri pada kami.
Berawal dari basa-basi bahwa jalanan seperti biasa agak mace, meskipun dia ngaku sudah agak lama nggak “kerja”. Kenapa?, tanya si T. ‘Baru bebas aja,mas’, jawab si joki. Wah, ternyata si mbak baru aja bebas dari tahanan selama kurang lebih 3 minggu dengan alasan penahanan “melanggar peraturan dan menyebabkan ketidaktertiban jalan raya”. Waduh, agak bergidik.
‘Lumayan ya,gimana rasanya?’ tanya T. ‘Yah nggak enak lah,kebayang nggak 3 minggu didalem sel,ninggalin keluarga.’, kata joki. ‘Biasanya paling Cuma beberapa hari kalo si komandannya lagi nggak ada, tapi kemaren itu apes kali, jadi ditahan 3 minggu, itu juga mesti bayar uang tebusan 50.000, padahal duit darimana coba?’, tambahnya. ‘Emang kalo nggak ada komandannya bakal dilepasin ya?’ tanya T. ‘Iya, dia juga males soalnya nahan orang lama-lama, kan banyak yang keluar masuk, repot kali. Kalo sama anak buahnya juga tebusannya lebih murah.’, kata joki.
Hmm! Jadi ternyata para joki ini sudah keluar masuk sel setiap kali apes kena penertiban, tapi berhubung petugas nggak tahu juga mau diapakan mereka ini, ya dimintai saja uang tebusan lalu dibiarkan pergi lagi. Parah ya. Sudahlah terbukti nggak menimbulkan efek jera bagi mereka, kalau setiap penertiban paling tidak kena 5 orang joki kan bisa dapat minimal 50.000. Komandannya ternyata lebih parah, satu orang joki dibebaskan dengan tebusan 50.000, memang ditahan dulu 3 minggu, tapi saya sih belum pernah dengar ada peraturan tertulis yang mendenda joki. Mungkin ada yang tahu?

‘Terus keluarga gimana?’ tanya T, mengingat saya tidak berbicara sama sekali saat itu. ‘Ya kangen. Kasian anak saya sih, suami juga paling.’, sahutnya enteng. ‘Oh sudah punya anak, kelihatan masih kecil padahal.’, kata T. ‘Oh saya uda 20.’, balas joki.
20 tahun!! Dan dia sudah berkeluarga. Hidup dijakarta sebagai joki 3 in 1! Saya dan T kontan saling pandang. Tatapan kami masing-masing membahasakan “yaampun, coba bandingin ama kita yang masih mikirin kuliahan!!”

‘Anak saya uda lumayan gede. Nikahnya umur 14 tahun. Sebenernya “isi” dulu sih, baru dikawinin, dijodohin. Kebeneran sama-sama suka. Jadi ya sampe sekarang. Tapi kalo dirumah berantem mulu!’ celoteh mbak joki tanpa sadar kami masih “stunned”.
Huwaw! Gila! Sudahlah masih seumur kami dan punya anak, ternyata kawin produk MBA (married by accident, red =p), DIUMUR 14 TAHUUUN..!!! Saya dan T makin jengah dan lekat-lekat saling pandang.

Coba saya tanya, apa sih yang biasanya saya lakukan waktu berumur 14 tahun? Main PS, pusing mikirin PR yang belum selesai (untuk sebagian orang), memikirikan SMA mana yang mau dimasuki. Ada yang mungkin sedang getol-getolnya main ke mall dan baca majalah remaja. Wah, kecilnya dunia saya.
Setelah hampir mencapai pintu tol dalam kota kami berhenti sebentar untuk menurunkan mbak joki dan memberinya uang. Ia pergi dengan senyum dan membanting pintu sambil berterima kasih.

Walau mobil langsung berangkat lagi, kami sempat saling diam beberapa saat. Saat T akhirnya memulai pembicaraan, dia memulai dengan topik yang “dia banget”.
‘Kepikiran nggak, al, kalo orang kaya dia, pendidikan kaya apa yang dia dapet emang dari orang tuanya? Sampe bisa begitu! Dan kepikiran lagi nggak, pendidikan seperti apa yang nanti bakal dia kasih ke anaknya? Kawin muda emang biasa sih dikalangan orang yang nggak tinggal dikota, tapi nggak MBA juga, kan. Ini gawat dah menurut gw.’

Benar. Saya sendiri merinding setiap kali teringat dan tanpa sadar mencoba merekonstruksi apa yang bisa membuat anak umur 14 tahun melakukan hal itu. Saya jadi takut sendiri. Huaaa...
Itu tadi sedikit realita Jakarta, teman-teman..

Tuesday, July 17, 2007

12 days of freedom

mungkin freedom bukan kata yang tepat,, tapi.. bayangkanlah 12 hari tanpa :
# 1. bangun dipagi hari dengan pikiran “apa dia sudah bangun ya..?”
# 2. terdiam disiang hari dengan pikiran “kenapa dia belum sms juga sih?”
# 3. sore-sore marah dengan pikiran “mana sih ni orang katanya mau jemput?!”
# 4. malam-malam resah dengan pikiran “besok bisa ketemu lagi nggak ya..?”

habis, pergilah dia ke sebuah plant off-shore perusahaan minyak dijakarta, dalam rangka memenuhi kewajiban 2 sks, KP. Berlokasi di selat Marunda, entah berapa kilometer kearah utara jawa. Jauh dari jangkauan sinyal profider GSM manapun. Yang berarti = dia tidak akan bisa dihubungi, suka ataupun tidak.
Mungkin aneh ya, tapi setidaknya 12 hari kedepan hati bisa sedikit tenang dan nggak berpikiran yang macam-macam.

Ketenangan yang anehnya saya tunggu.
Jarak yang anehnya saya tunggu.

Sampai nanti, ya,
12 hari lagi,,

Wednesday, June 27, 2007

KP oh KP.. (1)

Hai2 temen2,,
Yang 2004, gimana KP nya ?

Baru tadi gw baca pengalaman-pengalaman KP orang2 di millis.. jadi pengen ikutan cerita.. silakan dinikmati..

Jadi,, gw KP di Indosat, bareng banyak anak TI lainnya. Kebetulan gw dapet di bagian call center yang mencakup produk STARONE, informasi internasional (102), 101, 3.5 G, n FMC (frontliner Mentari Club). Pertamanya gw agak seneng dapet disini, karena gw pikir bakal gampang nemuin permasalahan yang berhubungan dengan PSKE (secara kan berhubungan ma mbak2 operator tu,,) dan inilah pengalaman gw minggu pertama KP…

Hari 1: mentor gw nyuruh untuk mengamati dulu system kerja para operator ini. Gimana caranya? Ya dengan tendem (ikut ngedengerin dia melayani pelanggan). Jadi gw uda kaya pilot gitu pake ear-piece segala dan ngendon di meja seorang operator seharian! Hari pertama gw disuruh tendem ke operator STARONE dulu. Namanya mbak tata (penting,hehe) perawakannya kecil dan berjilbab, manis. Gw mulai tendem dari jam 8 pagi sampe jam 4 sore Cuma break waktu istirahat siang ato pas dia yang istirahat. Wah, sibuk! Dari satu telpon ke telpon yang lain Cuma selang 3 detikan. Si mbak keliatan kewalahan juga. Ada yang bikin aga shock waktu tendem hari ini,, gw kasi cuplikan percakapan aja yah..

Agent : indosat call center, selamat pagi, dengan tata bisa saya Bantu?
Caller : mbak, mbak, hehe pagi.. (suara bapak2 stengah baya)
Agent : pagi, maaf dengan bapak siapa saya bicara?
Caller : hehe, pak ****, mbak (hehe demi kerahasiaan pelanggan)
Agent : Baik, pak ****, bisa tolong sebutkan nomor STARONE anda?
Caller : iya mbak, hehe 03131****** . kalo ‘ndak salah lo ya mbak.. (???)
Agent : Ya bapak, ada yang bisa saya Bantu dengan STARONE nya?
Caller : ini mbak, mau nanya kode i-ring.. kalo kodenya lagu five minutes yang baru tu berapa ya mbak?
Agent : Five minute, pak? Maaf, bisa dibantu dengan judulnya?
Caller : aduh itu lho mbak five minutes sing anyar, moso’ sampean ora apal.. (he?)
Agent : mohon maaf bapak kalau tidak ada judul kami kesulitan membantu.. (rada ngambil nafas, mulai merem2)
Caller : aduh si mbak iki. Yowes nanti tak tanya dulu sama anak saya. Terus gini mbak,
Agent : iya bapak? (membenarkan duduk, tampak mau serius melayani)
Caller : gini, kok i-ring (nada sambung pribadi, red) saya tuh Cuma mau maen sekali ya mbak kalo ditelpon? Kok kalo anak saya dia maennya berkali-kali tuh selama belum diangkat. Aneh ya mbak?
Agent : (mengaktifkan mode ‘mute’) astagfirullah..mana gw tau! (menonaktifkan lagi mode ‘mute’) begitu ya bapak? Bisa diinformasikan bapak tau ini darimana?
Caller : maksud sampean?
Agent : bapak tau dari siapa bahwa i-ring bapak hanya bermain sekali saja selama menunggu telepon diangkat pak? (merem lagi)
Caller : Ya dari saya sendiri. Kemaren coba tak telpon ke nomor saya sendiri, pingin denger gitu lo mbak i-ring saya kaya gimana.. (what???)
Agent : (mengaktifkan mode ‘mute’) buseet! Kurang gawe bgt ni bapak! Nih, yang kaya gini nih kadang bisa 5 kali sehari tau ga, nguji sabar banget kan? (ngomong ke gw)
(menonaktifkan lagi mode ‘mute’) baik bapak disini sudah saya buatkan laporannya biar nanti langsung ditangani pihak yang terkait. Terima kasih bapak atas informasinya. Ada lagi yang bisa saya Bantu?
Caller : ah, ndak ada. Bingung saya yang begitu saja kok ndak tau jawabannya. Ndak membantu mbak ini. (trus nutup telpon)
Agent : terima kasih telah menghubungi Indosat, selamat pagi.. (narik nafas panjang).

Ya begitulah selentingan percakapan di bagian operator STARONE suatu hari.. siapa bilang jadi operator itu gampang? Tunggu kelanjutannya ya, masih banyak cerita2 aneh terjadi di divisi Indosat ini. =)

Friday, June 8, 2007

abis nonton tv kabel,,

“if we were meant to be together, it wouldn’t be this hard,
If we were meant to be together, we wouldn’t have to be confuse always trying to figure things out...”

Itu kata-kata yang diucapin karakter Jackie, seorang ice-skater dalam film Cutting Edge 2:Going For The Gold (atau apa gitu, soalnya info di kabelnya ngga lengkap si =p). Yah bukan judul filmnya yang penting, tapi alur percintaan yang ada di film ini. Baru gw tonton Kamis kemaren di Star Movies, jadi kayanya banyak yang uda nonton mengingat film2 di channel itu kan ulangan semua..
Ceritanya begini : seorang ice-skater cewe ketemu dengan seorang cowo surfer waktu lagi liburan. Pertemuan keduanya berkesan tapi diakhiri dengan tidak baik. Ngga lama kemudian si cewe ngumumin lewat tv nasional bahwa dia lagi nyari partner untuk cabang ice-skate berpasangan. Si cowo yang ngerasa bahwa kariernya sebagai surfer ngga begitu berkembang langsung latian ice-skate dan (ini salah satu aspek ngga konsisten dari film ini) dengan diajarin 6 orang gadis kecil dia tiba-tiba bisa... Dengan pd dia dateng ke negara bagian tempat si cewe tinggal dan apply, dan pastinya bisa ditebak: diterima. Cerita terus mengalir sambil mereka latian bareng dan makin sering bersama-sama. Yang terjadi sebenernya mereka terus-menerus debat dan berantem karena si cewe tipe yang “steady” dan “konsisten” sedangkan si cowo tipe yang “bebas” dan “spontan”. During the movie kita tahu lah ya bahwa mereka suka sama suka, tapi unexpectedly si cowo tiba-tiba “menghadirkan” seorang cewe blonde yang notabene adalah model sebagai “cewe-nya”. Dari situ cerita jadi ngga jelas. Konflik memuncak waktu si cewe akhirnya nyadar bahwa she’s in love with him dan berani bilang (ditengah-tengah pertandingan olimpic). Tapi saat itu ternyata si cowo ngga bener2 denger kata-kata itu. Nah saat itu si cewe cerita ke bokapnya (yang adalah satu lagi bagian aneh dari film itu, hari gini siapa yang curhat ama bokap si??) dan mengeluarkan kata-kata diatas...

Hmmpf! Menurut gw itu “cerita lama” buat anda2 (kami2) cewe.. Saat things get rough pasti pikiran ini dong yang melintas..?? Haha!!!

So, what should we do? Should we keep trying for this no good man, or should we give up and make him see that we deserve more than just his apology..? Maaf topiknya agak2 “basi”, bis lagi kepikiran si..

Saturday, June 2, 2007

Road to Tasik, asik!

Road to Tasik,,

Hahaha,liburan datang. Biar masih ada nilai yang belum keluar n bikin deg2an tapi panteslah ya kalo gw ngerasa layak dapet liburan colongan sebelum KP dimulai. So,, ngintillah gw ikut pergi sama bonyok, tante, pade, bude n kaka sepupu gw yang pada pergi ke Tasik. Jumat 1 Juni 07 14.00 wib perjalanan dimulai..

Awal perjalanan yang standar, persiapannya standar juga (meliputi mp3 player full-charged, cemilan taro, kwaci, dan susu coklat kotakan, baju sekenanya, toh sabtu siang uda balik lagi), dimulai. Keluar dari Bandung lewat Kiara Condong trus ke pintu tol Cileunyi, 2 mobil rentetan mengarah ke kabupaten Bandung. Lagu-lagu buble n idol sesion 6 pun mengalun.

Mobil pertama isinya cuma gw, kaka sepupu n si tante. Mobil kedua ada bonyok sama pade-bude. Kami berjalan damai menyisir jalan raya antar kabupaten yang mirip banget sama jalanan jakarta-bandung via Puncak (familiar dong?). Sawah dikanan-kiri, kadang dikanan bukit dikiri jurang. Tikungan demi tikungan dilewati si mbak dengan lancar, maklum trained-pro.. Bus, truk, n kendaraan besar lainnya pada kebut-kebutan n pada ga mau kalah, tapi si mbak tetep lancar maju sambil sebentar-sebentar maki-maki mobil-mobil besar nan tak beradab itu.

Jam 5 lewat, kami mampir sebentar di mesjid Baitul Amanah di sebelum daerah Rajapolah (katanya sih terkenal penghasil sapu, mulai sapu lidi sampe sapu ijuk lengkap pake model pegangan tangan yang warnanya segala rupa). Mesjidnya gede bet! Tapi suram, kaya ngga keurus. Banyak juga mobil plat B lain yang rata-rata avanza, kijang, pokonya mobil gede ala mudik sekeluarga. Istirahat dan salat bikin kaki ngga pegel lagi. Perjalanan dilanjutkan.

Sepanjang jalan kami ketemu mobil yang platnya macem2, A – Z. Bukannya ada lengkap dari A, B, C, D sampe Z lo, karena gw perhatiin ngga ada plat mobil C (hehe..). A ada (serang), B (jakarta), D (bandung), E (cirebon), F (bogor), ada plat R loh! Ada yang tau nggak itu plat daerah mana?

Magrib kami udah nyampe hotel Mandalawangi. Katanya sih paling top diTasik, maklum si tante yang milih pake rekomendasi n koneksi temen-temen kantornya. Wah, dikasih 2 kamar suite. Hati agak penasaran, kaya gimana yah “suite” di Tasik? Ternyata inilah yang kami dapat : kamar mandi tanpa bath-tub, queen size bed, 1 available electricity power, empty refrigerator, kamar dengan lampu nyaris kaya di Score,redup! Hahaha.. Inilah “suite” Hotel Mandalawangi, Tasikmalaya. Ya sudahlah, yang penting kan ganti suasana, pikir hati. Karena lapar, setelah salat kami pergi lagi. Makan malam berlalu biasa aja, kami semua kelaparan jadi mampir diwarteg terdekat hotel, yang ternyata usut punya usut adalah warteg pertama yang buka 24 jam! Woho.. Tasik, apa lagi yang akan bikin kami kaget besok?

Sabtu pagi datang. Bangun-bangun si tante n si mbak uda balik dari jalan-jalan paginya dengan oleh-oleh lontong, tempe n pisan goreng sedangkan mama n si bude lagi sibuk order nasi goreng hotel n kopi-teh-susu. Jadi sarapanlah kami a la carte. Sekitar sejam kemudian tiba2 banyak tukang jualan masuk hotel. Mulai baso, siomay, kupat tahu, dll. Kaya disabuga aja. Wah, menyesal! Ternyata hotel lagi jadi tuan rumah acara wisuda STISIP Siliwangi. Halah, lagi liburan kok ya masih aja diingetin mesti lulus setahun lagi sih? Si mama berkoar tentang gimana dulu si ayah ngga lulus tepat waktu, betapa ngga efisiennya, kata mama. Turun sedikit mood liburan, tapi langsung terobati dengan 1 lap wisata kuliner ke jajanan-jajanan tadi, hehehe.

Tepat jam 11 kami check-out dari hotel, pastinya dengan perut kenyang begah ngga jelas karena diisi macem-macem dari bubur kacang ijo sampe batagor, dari es jeruk sampe rujak,huahaha.. Perjalanan sekarang dipimpin teman kantor si tante, kang dadang namanya. Keliling Tasik deh. Si tante pengen nyari bordir khas Tasik yang terkenal itu, katanya. So, tujuan pertama kami adalah rumah jual bordiran khas Tasik, Rahayu. Nggak banyak yang dibeli, rupanya si tante n d gang cuma mampir mau ngebandingin harga, tapi ko gw dapet selendang warna biru cantik ya? Dari sana rombongan berangkat ke daerah Kawalu, semacam distrik khusus penduduk yang kerjanya cuma produksi bordiran, dipinggir Tasik. Semacam Tajur kalo di Bogor. Pertama kami ke toko yang namanya Haryati. Disini lebih banyak jenis dan warna bordiran. Mulai dari mukena sampai tas, kerudung sampai baju koko. Wah lebih heboh daripada Pasar Tanah Abang! Si tante, mama n bude langsung tampak kalap. Yuk mari.. Disini gw malah dapet kalung manik warna-warni lucu. Dari situ kang Dadang bilang mau bawa kami ke tempat yang bisa lihat proses pembuatannya, wah tertarik. Melajulah kami ke tempat yang ternyata adalah Rumah Pesantren! Rumah Pesantren milik H. Zarkasyie ini memiliki satu ruangan khusus dibasement mesjidnya yang menyimpan 2 buah mesin pembordir khusus. Mesin-mesin itu masing-masing terdiri dari 12 mata penjahit yang masing-masing terdiri dari 8 jarum untuk warna-warna benang yang berbeda. Waw, keren, kaya dipabrik baju aja. Cuma ada total 3 orang operator yang mengoperasikan kedua mesin itu padahal kalo dilihat dari mesinnya harusnya ada 24 orang yang kerja disitu. Mesinnya, sih, ok punya. Sudah pake komputerisasi untuk tiap polanya, kaya mesin CNC gitu cuma ini ngga pake coolant. Hati tertarik buat ngangkat itu jadi bahan TA, tapi bisa nggak ya..?

Lepas dari sana kami dibawa ke rumah makan nasi liwet ditengah sawah. Kebayang nggak? Kami diantar ke pondokan jauh ditengah sawah dan ditinggal mendengarkan bunyi kincir bambu, bener-bener kaya didesa. Makanan datang 10 menit kemudian : seperiuk nasi liwet panas n ikan gurame bakar ukuran jumbo plus lalapan sambel. Huah, kalap!! Sebelum makan gw Cuma inget si ayah bilang “hati2 panas ya dek,,” dan makanlah kami dalam diam, terlalu menikmati makanan sampai kelupaan ngga ada yang pesen minum, selain teh hangat tawar yang pasti ada ditiap resto sunda itu. Seperiuk nasi liwet yang katanya mah cukup buat 10 orang itu bersih disapu kami yang Cuma bertujuh. Masing-masing nambah 3x! Haha.. Setelah setengah jam terdiam dalam rasa syukur dan kekenyangan yang berlebihan, menikmati angin semilir dan bau khas tumbuhan padi yang hampir kuning, diselingi sesekali orokan pade yang langsung tertidur begitu piringnya kosong, kami berangkat lagi. Sekarang ketoko oleh-oleh makanan. Nggak banyak yang bisa dibeli disini, paling-paling rengginang (kerupuk dari nasi yang digoreng). Memutuskan sudah cukup kelilingnya, kami pun mengarah pulang lagi ke Bandung.

Dijalan pulang kami melewati daerah Rajapolah lagi, si tante yang nggak mau ketinggalan sama temen2 kantornya yang pada udah duluan kesisni ngusulin berhenti buat beli sapu. Katanya, sih, sapu, tapi kenyataanya sapu bisa berubah jadi tas, sendal, kotak payung, lampion, apapun yang terbuat dari rotan! Gw sendiri dapet kotak rotan warna ungu, lucu deh.. 1 jam yang penuh adrenalin khas belanja bareng ibu2 berbuah banyak banget oleh-oleh buat menuhin rumah. Akhirnya...pulang beneran!! Nah diperjalanan pulang yang ini berhubung udah malem, ngga banyak yang bisa gw ceritain soalnya gw juga tidur! Hehehe.. Sekian perjalanan ke Tasik liburan curi-curi gw. Bangun hari minggu paginya fresh banget lo! You should try it sometime...

Wednesday, May 30, 2007

dari slank hingga globalisasi..

jauh banget ya?
iya emang ga nyambung, tapi inilah rantai topik omongan meja makan malam dirumah suatu malem yang lalu
berawal dengan lantunan lagu slank yang "makan ngga makan asal kumpul" si tv yang tetep nyala waktu gw sekeluarga lagi makan malem bareng.'makan ngga makan asal kumpul..'
anak : ih hari gini slank nya ko yang ini,basi
ayah : lagunya apa judulnya ni de?
anak : makan ngga makan asal kumpul
pakde: wah bagusanak : apanya?
pakde: itu judulnya, mental bangsa kita sekaliayah : oya?
pakde: iya.nih, kamu inget waktu dulu kamu kecil pernah ranking 1 di sd eh malah nangis2??
ayah : iya,kenapa ya dulu?pakde: ya karena mental yang kaya gitu itu
anak : maksudnya?
pakde: orang indonesia itu mending bodo tapi rame2 daripada maju tapi sendirian dulu itu kamu nangis karena jadi ngga ditemenin orang2 dan tahun berikutnya jangankan ranking,10 besar pun nggak!
ayah : oiya ya,,ih aneh bener
pakde: itu karena budaya gotong royong yang ditanemin dulu ke bangsa ini budaya dengan value yang bagus sebenernya,tapi output metode yang sekarang ini ada ternyata malah menciutkan bangsa...

coba kita cermati sepenggal percakapan diatas,,entah gimana sama lo, tapi kalo gw ngeliatnya omongan diatas ada benernya.gw pribadi juga pernah ngalamin cerita yang sama dengan si ayah.kalo dipikir2 orang indonesia emang susah mau maju mungkin karena culture ini.coba liat dan berkaca pada beberapa jenis orang,sekarang ini kalo ada pegawai baru yang diterima sama perusahaaan kaya telkom aja,mikirnya langsung gini = "wah saya hebat bisa masuk telkom ya" padahal bukankah mestinya begini = "telkom harus bangga karena memiliki saya"
menurut gw,pola pikir ini didapat karena culture tadi,yang menyebabkan bangsa indonesia cenderung "nge-gang" daripada struggle sendiri padahal 'struggle' sendiri bukan selalu jelek lo..buktinya ada dilanjutan percakapan tadi,,
ayah : kalo kaya gini gimana indonesia mau maju ya?

anak : haha,gimana ngadepin globalisasi..
pakde: wah orang kita mah takut sama globalisasi, dipikirnya kita mau dijajah lagi..
anak : iya?kenapa gitu?
pakde: sekarang pakde tanya, apa si artinya globalisasi?
anak : mengecilnya dunia, membesarnya arti 'lokal', terbukanya seluruh dunia untuk menjadi faktor yang dipertimbangkan kalo mau ngapa2in..
pakde: nah itu kan pikiran ade, coba tanya orang diluar sana yang berpikiran bahwa bandung adalah "dunia"nya. mereka biasanya berpikir bahwa globalisasi berarti bahwa apa2 yang kita punya mau diambil lagianak : loh, bener kan?pakde: ngga juga..globalisasi juga berarti pemberdayaan.makanya individualis tuh dibutuhkan juga. individualis tuh trend globalisasi terkini lho,,
anak : ??? (makin bingung)

apa yang coba dijelaskan sama pakde diatas ternyata adalah begini teman2,,globalisasi tuh terdiri dari 3 tahap:
1. globalisasi jaman columbus dimana penggerak globalisasi adalah negara2 dan pemerintahan2 kolonial inget ngga dulu dipelajaran sejarah waktu columbus nemuin amerika wakt berusaha ngelilingin dunia?buat apakah dia ngelilingin dunia? kalo ga salah inget si buat nurutin titah rajanya yang pengen ngebuktiin bahwa dunia ini ngga datar. saat itu siapa si yang kepikiran untuk maen2 sama dunia? untuk melihat bahwa dunia adalah segalanya yang bisa ia lihat dan ingin ia ketahui?
2. globalisasi jaman multi-international corporation dimana yang "menguasai" dunia adalah perusahaan2 multinasional yang kesebar dimana2. kantornya di amrik,pabriknya di asia,gudangnya di afrika.(ribet juga ya?) organisasi2 ini tau gimana caranya memanfaatkan potensi2 yang kesebar diseluruh dunia karena mereka nggak "bareng"-minded. mereka mengeksplore apa yang ada didunia dan berpikiran dunia adalah tempat dan lahan mereka bermain.ga kaya indonesia, ada ga kira2 perusahaan lokal yang uda berani pisah pulau antara pabrik n kantor admin.nya kalo bukan pemerintah?
3. globalisasi individual nah yang ini adalah yang terjadi di abad 21.sekarang ini ada perusahaan di india yang menerima job untuk ngitungin pajak2 orang2 amrik lo, dan mereka dengan valid diakui sama badan perpajakan amrik. kenapa? karena harga akuntan di amrik mahal! nah hal ini bisa terjadi karena adanya kompetensi indiviual dari orang2 india itu sehingga mereka "diakui" sama dunia. nah,,kapan indonesia bisa?? mari kita tambah kompetensi kita..

(and then,,)
pakde: jadi gitu ya dek ya..hayo kamu belajar yang rajin biar bisa gantian jadi akuntannya orang2 india itu..
anak : ???

Thursday, May 24, 2007

waks..

logika..
hari ini hari bahagia.
nilai mata kuliah laknat yang bikin gw kehilangan 3 sks semester ini (yang lumayan bgt mestinya kalo dipake nyicil mata kuliah pilihan) udah keluar. hampir nangis ngeliatnya,
GW LULUS!
mata kuliah ini berbasis logika, intinya pemrograman.
emang si temen2 gw pada lulus dengan nilai2 yang lumayan taun lalu, bahkan beberapa diantara mereka tampak melakukannya "effortlessly".
sebagai makhluk yang terbiasa "mode feeling-ON", mata kuliah ini sempet bikin gw terengah-engah juga. thx to seorang teman dengan kenangan yang sangat membantu waktu UAS.
"operator tidak bodoh,ya!"
cukup satu kalimat itu aja yang bikin gw semangat ngerjain soal tentang pemrograman sebuah sistem di rumah sakit.
sekarang gw udah kapok, insyaallah semester depan juga bakal serius kaya semester kemaren. ngulang itu ngga enak ya bo..haha.

so,ayo semangat buat UAS nya, kawan!!

akhirnya,,

waah..akhirnya jadi juga merealisasi "tugas" yang uda menanti dari awal mei ini.
untuk seorang bos yang udah nyuruh2 terus buat bikin blog, ni gw kabulkan perintahmu.

selamat menikmati semuanya,
selamat menikmati blog yang seadanya ini dan..
semoga ada hal dalam hidup gw yang bisa dilihat dan berguna untuk anda, aminn..